Tak terasa perjalanan Rumah Pelangi begitu indah,
ada tawa yang bersahaja, ada air mata rindu terhimpit . Dipenghujung tahun 2014
ini, menjadi salah satu momentum yang penting dalam fase perjalanannya. Yakni
pembuatan Pendopo Rumah Pelangi. Mohon doa, semoga pembangunan ini lancar dan
bisa segera selesai. Bagi teman-teman yang berhati malaikat, longgar hati, jiwa
dan rupiah. Kami membuka donasi untuk pembangunan Pendopo tersebut. Silahkan
hubungi kami di 0822 2655 4986/0815 6766 4986
Selasa, 18 November 2014
Kamis, 18 September 2014
Buku Baru
Alhamdulillah, disela-sela membersamai Rumah
Pelangi, masih bisa menyempatkan untuk terus berkarya. Buku Motifasi ini semoga
bisa menghentak dinding pertahanan orang-orang yang selama ini berada di zona
nyaman agar keluar dan bisa Move Up
untuk beranjak naik kelas, karena SUKSES itu butuh NYALI!
Jumat, 12 September 2014
Mendirikan TBM?
“Mas, cara mendirikan TBM itu gimana?”
Acap kali saya mendapatkan pertanyaan dari
berbagai orang, baik via fb ataupun SMS. Seakan mendirikan TBM itu suatu yang
rumit bin susah bingitz. Bagai saya, yang susah itu bukan bagaimana mendirikan
TBM. Tetapi, bagaimana merawat serta membersamai tumbuh kembangnya TBM, karena
menjaga TBM butuh nafas panjang. Tak sekedar tarik nafas yang dalam, kemudian
melepaskan, dan selesai begitu saja. Bahkan kadangkala nafas kita harus
tersengal-sengal untuk menghidupkan TBM.
TBM bukan tempat seremonial ketika dibuka atau
diresmikan saja, namun harus ada ruh literasi di dalamnya. Untuk bisa
menghadirkan ruh tersebut memang butuh itikad yang kuat dan harus datang dari
lubuk hati yang dalam. TBM yang jauh dari ruh literasi, mereka akan menguap
suatu saat.
Alih-alih, TBM hanya sekedar untuk mencari proyek ,
atau untuk menaikan credit point.
Membersamai dunia literasi memang sepi dari riuh tepuk tangan, juga
tidak ada hingar bingar seperti dunia politik. Bahkan sepi dari kawan, karena
aktifitas jalan sunyi ini tak dilirik dan diminati. Namun, ada tugas agung yang
teremban disana, karena bangsa yang beradab dilihat dari sejauh mana tingkat
literasinya.
Bagi saya, para pejuang TBM atau gerakan literasi
lainnya (dalam bentuk apapun) adalah para gerilyawan peradaban yang sedang
menyusun mozaik peradaban bangsa ini. Entah, mozaik ini akan terkumpul dikala
nafasnya masih ada, atau akan terbentuk oleh generasi dibawahnya kelak, bahkan
anak cucunya. Mereka sadar, bisa jadi yang akan menikmati adalah bukan mereka,
tetapi anak-anak Indonesia di masa depan. Mari wariskan peradaban literasi.
Salam…
Aries
Adenata
Presiden
Rumah Pelangi
Senin, 08 September 2014
Senin, 21 Juli 2014
Aries Adenata Dirikan Rumah Baca untuk Pengembangan Literasi
Ada banyak cara untuk melakukan
sesuatu yang berguna. Tak perlu jauh-jauh, dari dalam rumah tinggal
ternyata lebih efektif dan bermanfaat tanpa harus mengesampingkan urusan
pribadi dan keluarga. Namun, tetap dapat berbagi dengan sesama. Ini
seperti dilakukan Aries Adenata yang mengaku berprofesi sebagai
writerpreneurship ini memilih mendirikan Rumah Baca Pelangi di
Sukoharjo. Ahmad Yasin Abdullah
Rumah baca yang didirikan merupakan satu dari puluhan Taman Baca Masyarakat yang ada di Kota Makmur. Yang menarik dari Rumah Baca Pelangi adalah konsepnya yang terintegrasi dengan pariwisata di sekitarnya.
Menurut dia, Taman Baca Masyarakat penting keberadaannya karena dapat menyentuh masyarakat secara langsung dengan kesadaran pribadi tanpa perlu merasa dipaksa atau takut dengan hal-hal yang membebani. Namun, sebagai ujung tombaknya, dia ingin fokus pada anak-anak terlebih dahulu. Meskipun juga diselenggarakan pembelajaran untuk orang tua.
“Rumah Baca Pelangi ini konsepnya sama seperti Rumah Dunia yang didirikan Mas Gong. Ke depannya saya berencana Rumah Pelangi punya gelanggang remaja, tempat pemutaran film dan pentas teater sendiri,” ungkapnya saat ditemui Joglosemar di Mojolaban, Sukoharjo, belum lama ini.
Lebih dalam, dia menuturkan Rumah Baca Pelangi yang didirikan 3 Agustus 2012 ini, buku-bukunya awalnya merupakan koleksi pribadi, kemudian ada berbagai donasi dari perorangan maupun penerbit yang berbaik hati, bahkan ada donasi dari luar negeri dengan semua buku berbahasa Inggris. “Awalnya pembelajaran hanya incidental saja. Tapi sekarang udah rutin ada kelas menulis, membaca dan menggambar. Bapak-bapak ada pelajaran mengaji bersama, juga ada pelatihan-pelatihan yang incidental juga,” papar penulis novel Candikala itu.
Dalam hal legalitas, Rumah Baca Pelangi sudah mengantongi SK dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Sukoharjo berada di bawah naungan Pendidikan Non Formal (PNF). Kendati demikian, dia menganggap keberadaan Taman Baca Masyarakat masih kurang mendapat perhatian dari pemerintah. Padahal, dari taman baca seperti ini karakter masyarakat dapat dibangun secara langsung. “Anak-anak di sini karakternya sudah terbangun. Mereka meminjam dan mengembalikan serta mencatatnya sendiri. Jika buku berantakan mereka juga yang menatanya,” ujarnya.
Jika tidak ada aral melintang, Rumah Baca Pelangi ke depan akan menggarap fotografi dan videografi untuk remaja, terintegrasi dengan entrepreneurship. Meskipun demikian tetap saja yang menjadi inti dari Rumah Baca Pelangi adalah bidang literasi.
Sebagai usaha kemandirian Rumah Baca Pelangi di masa yang akan datang, dia berencana membedakan bidang garapan menjadi dua, yaitu laba dan nirlaba. Agar bisa menghasilkan sendiri Rumah Baca Pelangi akan menggarap wisata edukasi. Sebab di sekitarnya terdapat beberapa Home Industri yang berjalan. Sedangkan di Rumah Baca Pelangi sendiri ada usaha Muti Farm dan Industri Kreatif pembuatan kaus. Apalagi, meski baru 2 tahun berdiri Rumah Baca Pelangi sudah mampu menyabet juara 2 TBM Se-Kabupaten Sukoharjo.
“Di sini ada ternak kelinci, budidaya jahe, pembuatan kaus dan memiliki mesin jahit sendiri. Sedangkan di sekitar sini terdapat usaha pembuatan ampyang dan krupuk. Sehingga jika diintegrasikan dengan penataan taman baca yang baik, bisa menjadi daya tarik wisata edukasi yang menggiurkan,” tandasnya. (sumber: Joglosemar/Minggu 29-06-21014)
Rumah baca yang didirikan merupakan satu dari puluhan Taman Baca Masyarakat yang ada di Kota Makmur. Yang menarik dari Rumah Baca Pelangi adalah konsepnya yang terintegrasi dengan pariwisata di sekitarnya.
Menurut dia, Taman Baca Masyarakat penting keberadaannya karena dapat menyentuh masyarakat secara langsung dengan kesadaran pribadi tanpa perlu merasa dipaksa atau takut dengan hal-hal yang membebani. Namun, sebagai ujung tombaknya, dia ingin fokus pada anak-anak terlebih dahulu. Meskipun juga diselenggarakan pembelajaran untuk orang tua.
“Rumah Baca Pelangi ini konsepnya sama seperti Rumah Dunia yang didirikan Mas Gong. Ke depannya saya berencana Rumah Pelangi punya gelanggang remaja, tempat pemutaran film dan pentas teater sendiri,” ungkapnya saat ditemui Joglosemar di Mojolaban, Sukoharjo, belum lama ini.
Lebih dalam, dia menuturkan Rumah Baca Pelangi yang didirikan 3 Agustus 2012 ini, buku-bukunya awalnya merupakan koleksi pribadi, kemudian ada berbagai donasi dari perorangan maupun penerbit yang berbaik hati, bahkan ada donasi dari luar negeri dengan semua buku berbahasa Inggris. “Awalnya pembelajaran hanya incidental saja. Tapi sekarang udah rutin ada kelas menulis, membaca dan menggambar. Bapak-bapak ada pelajaran mengaji bersama, juga ada pelatihan-pelatihan yang incidental juga,” papar penulis novel Candikala itu.
Dalam hal legalitas, Rumah Baca Pelangi sudah mengantongi SK dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Sukoharjo berada di bawah naungan Pendidikan Non Formal (PNF). Kendati demikian, dia menganggap keberadaan Taman Baca Masyarakat masih kurang mendapat perhatian dari pemerintah. Padahal, dari taman baca seperti ini karakter masyarakat dapat dibangun secara langsung. “Anak-anak di sini karakternya sudah terbangun. Mereka meminjam dan mengembalikan serta mencatatnya sendiri. Jika buku berantakan mereka juga yang menatanya,” ujarnya.
Jika tidak ada aral melintang, Rumah Baca Pelangi ke depan akan menggarap fotografi dan videografi untuk remaja, terintegrasi dengan entrepreneurship. Meskipun demikian tetap saja yang menjadi inti dari Rumah Baca Pelangi adalah bidang literasi.
Sebagai usaha kemandirian Rumah Baca Pelangi di masa yang akan datang, dia berencana membedakan bidang garapan menjadi dua, yaitu laba dan nirlaba. Agar bisa menghasilkan sendiri Rumah Baca Pelangi akan menggarap wisata edukasi. Sebab di sekitarnya terdapat beberapa Home Industri yang berjalan. Sedangkan di Rumah Baca Pelangi sendiri ada usaha Muti Farm dan Industri Kreatif pembuatan kaus. Apalagi, meski baru 2 tahun berdiri Rumah Baca Pelangi sudah mampu menyabet juara 2 TBM Se-Kabupaten Sukoharjo.
“Di sini ada ternak kelinci, budidaya jahe, pembuatan kaus dan memiliki mesin jahit sendiri. Sedangkan di sekitar sini terdapat usaha pembuatan ampyang dan krupuk. Sehingga jika diintegrasikan dengan penataan taman baca yang baik, bisa menjadi daya tarik wisata edukasi yang menggiurkan,” tandasnya. (sumber: Joglosemar/Minggu 29-06-21014)
Senin, 16 Juni 2014
Yuuk...Liburan @ Rumah Pelangi
Libur tlah tiba...libur tlah tiba...nah, liburan
sudah di depan mata.Mau ngapain ya? Bingung cari acara yang seru, asyik namun
mendidik.
Rumah Pelangi bakal menggelar acara kusus
menyambut libuan neh. Mau tahu? Atau mau tahu bingit hehe....
Pertama, Program Internal
Program ini diperuntukan untuk anggota aktif Rumah
Pelangi. Yakni ada dua kegiatan
1.
Lomba menggambar dan menulis cerpen,
memperebutkan piala Rumah Pelangi Award
2.
Kunjungan dan studi ke Solopos
Kedua, Program External
Program ini diperuntukan untuk kalangan umum yang
dikemas semacam Wisata Edukatif. Apa saja kegiatan didalamnya:
1.
Melihat, mengenal dan bermain bersama
Kelinci
2.
Melihat dan terlibat dalam proses
pembuatan Karak
3.
Melihat dan terlibat dalam proses
pembuatan Ampyang
4.
Menggambar /mewarnai heboh
5.
Menulis seru
Nah, untuk program kedua/external ini berbayar.
Apa fasilitas yang didapat:
1.
Imu
2.
Oleh-oleh Karak
3.
Oleh-oleh Ampyang
4.
Sate Kelinci * (Pemesanan kusus)
Tuk perincian biaya bakal direlease minggu ini,
tuk tanya2 dulu bisa Hubungi via SMS 082226554986. WA 085293559082
Kamis, 17 April 2014
Makin luber
Rumah Pelangi makin luber, tumpah ruah, pengelola gigit jari. Haduch....gimana caranya agar meja bertambah tuk anak-anak ya? Moga ada yang mau donasi. Amiiiin...
Sabtu, 29 Maret 2014
Wisata Edukatif; Gurihnya Membuat Karak & Ampyang di Rumah Pelangi
Pengin
wisata yang ada nuansa edukatifnya? Yupz, ada tempat alternatif yang bisa jadi
pilihan lho! Kini Rumah Pelangi mengembangkan potensi wisata edukatif di Rumah
Pelangi. Apa saja yang disuguhkan? Nah, di Rumah Pelangi kalian bisa melihat
proses pembuatan karak, juga bisa ikut langsung terlibat dalam pembuatan karak.
Tak hanya itu, kalian juga bisa melihat proses pembuatan ampyang dan bikin
ampyang juga lho. Tertarik? Ajak bapak/ibu guru ya....
Jika
ingin menghubungi untuk paket di atas, silahkan hubungi no ini ya 082226554986
atau di BB 24FOA4E9
* Masuk Lokasi
Pulang dapat oleh-oleh karak & ampyang neh....
Langganan:
Postingan (Atom)