TBM tanpa ruh literasi memang bakal terasa sangat
berat, untuk bisa bergeliat dan terus bernafas. Berbagai jalan ditempuh, meski
tanpa kucuran dana dari pemerintah, tetapi akan terus ada manusia berhati
malaikat yang tak terduga yang akan muncul tiba-tiba.
Tapi, seyogyanya pemerintah hadir membersamai
geliat taman baca yang tumbuh bak cendawan, meski tidak dipungkuri ada
penumpang gelap yang hanya ujung-ujungnya mencari dana proyek.
Dari pengamatan saya, TBM mandiri lebih bisa
bertahan hidup, karena mereka sudah terbiasa bergerilya dengan segala upaya dan
nyawa cadangan mereka.
Banyak TBM yang hanya sekedar tempelan dan
pelengkap lembaga yang sudah berdiri. Saya salut dengan semangat para pejuang
TBM mandiri dengan kreatifitas di jalan sunyi, mereka bisa hidup meski harus
tersedak-sedak.
Peran FTBM lah yang seharusnya memvalidasi TBM
mana yang bisa dikucuri dana oleh pemerintah. Bukan TBM yang lewat pintu
belakang tapi miskin kegiatan dan tak tahu dunia literasi. Semoga…salam
literasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar